Breaking News

Demi Menjaga Kenangan Manis



SETIAP ikhwah pasti memiliki kenangan manis ketika berinteraksi dengan teman-teman sholihnya di liqo' atau tarbiyah. Terutama kenangan manis ketika pertama kali mengenal tarbiyah dahulu. Ada pesona, semangat, keikhlasan, keceriaan dan antusiasme untuk berkhidmat demi Allah, Rasul dan umat.

Saya juga merasakan kenangan manis itu sampai sekarang. Antara lain, ketika tahun 1988 saya di ultimatum murobbi untuk segera punya binaan, untuk menangani liqo'. Murobbi saya bilang, "Had... ente harus segera membina. Ente ane kasih waktu tiga bulan! Kalau gak bisa...ente gak usah ngaji sama ane. Ngapain ane punya binaan mandul!" 

Perkataan murobbi saya saat itu terasa sakit banget, tapi menyentuh dan menggerakkan. Belum nikah udah diancam mandul...hehe. Sampai akhirnya, saya memaksa diri untuk membina dengan segala keterbatasan. 

Hanya modal PD saja tanpa ilmu. Walau akhirnya learning by doing. Dan lama kelamaan makin "mahir" menangani liqo dengan segala dinamikanya. Sampai akhirnya saya menulis beberapa buku tentang dakwah dan tarbiyah.

Kenangan di jalan dakwah memang indah dan tak bisa dilupakan. Kenangan yang terus ingin dipertahankan dengan cara KOMITMEN di jalan kebaikan ini sampai akhir hayat. 

Makanya saya heran dengan beberapa ikhwah yang dengan ringan dan tanpa merasa bersalah keluar dari kebersamaan ini. Apalagi jika keluarnya dengan menjelek-jelekkan liqo' atau menyindir nyinyir eksistensi tarbiyah. Apalagi jika hanya kepincut ikut organisasi arah baru yang tak jelas orientasinya.

Bagaimana ia akan mengenang perjalanan keislaman dan dakwahnya kelak di masa tua? Bahkan nanti ketika ia --insya Allah-- masuk surga, bagaimana ia mengenangnya? Padahal nanti di surga kerjaan kita banyak ngobrol bernostalgia indah tentang masa lalu di dunia, termasuk masa lalu kita di jalan dakwah.

Tentu tak enak dan tak asyik jika ada kenangan pernah berselisih, pernah gak liqo, yang berujung pada keluarnya seseorang dari liqo'. Apalagi sampai sesama ikhwah saling berbantah-bantahan kelak di pengadilan Allah karena terpecah belah dan menghancurkan satu sama lain. 

Tentu tak nyaman dan malu di depan Allah yang Maha Kasih. Apalagi jika alasannya kelak terungkap hanya karena iri dan sakit hati atau tergoda dengan pangkat, jabatan, dan harta, bukan karena kebenaran dan kemaslahatan umat.

Belajarlah dari sahabat Khalid bin Walid, Abu Dzar al Ghifari, Washyi dan Ka'ab bin Malik ra, yang mereka tetap tak keluar dari jama'ah muslimin, walau pernah kecewa, sedih dan tak lagi memiliki jabatan signifikan di dalam jama'ah kaum muslimin waktu itu.

Maka bertahannya para sahabat Rasulullah saw diatas dan bertahannya kita di dalam kebersamaan saat ini insya Allah bukan hanya tentang komitmen, tetapi juga DEMI MENJAGA KENANGAN MANIS di jalan dakwah, yang akan kita perbincangkan berlama-lama di surga kelak bersama ikhwah-ikhwah kaum muslimin lainnya (Ya Allah...masukkan kami semua ke surga-Mu kelak...).

Bertahannya kita di jalan tarbiyah dan dakwah ini adalah demi menjaga kisah happy ending perjalanan keislaman kita masing-masing.  

Kenangan ini belum tentu dimiliki oleh semua orang, sehingga beruntunglah mereka yang pernah berinteraksi dengan liqo' (tarbiyah). Mereka seharusnya tetap menjaga tarbiyah dan dakwah ini sampai akhir hayat. 

Dan jangan tinggalkan jalan kebersamaan ini, apapun alasannya. Sebab semua alasan adalah dusta, kecuali alasan karena terpikat dengan perhiasan duniawi (harta, jabatan, dan populeritas) serta karena mengikuti hawa nafsu, sebagaimana yang Allah SWT ungkap :

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) MENGHARAPKAN PERHIASAN DUNIA ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas" (Q.s. al Kahfi ayat 28).

Wahai saudaraku....milikilah kenangan manis itu dengan terus berada di jalan kebaikan ini.

Semoga Allah memberikan Kekuatan, Kesabaran, Keistiqomahan kepada kita semua dalam meniti Jalan Panjang Dakwah ini hingga akhir menutup mata..... Amin. (AP)

🧡Aamiin ya Allah...

Alhamdulillah kenangan terindah perjalanan ini sudah dirasakan sejak awal.. semoga Allah jaga sepanjang usia ini.. Aamiin

Penulis,
Satria Hadi Lubis


Type and hit Enter to search

Close