Breaking News

MasyaAllah, Disinilah Tempat Bertemunya Rasulullah dengan Pendeta Buhairah

 


Buhairah tidak pernah menggubris rombongan kafilah Arab Quraisy yang setiap tahun melintas di tempat itu. Namun, kali ini ada yang berubah pada diri Buhairah. 

Penulis: Muhammad Rizal

Buhairah adalah seorang ahli kitab (Rahib Kristen Nestorian) di Boshra, sebelah selatan Syam ( sekarang Syiria) . Rasulullah ﷺ ketika masih kecil pernah bertemu dengannya di Gereja ini ketika mengikuti rombongan kabilah Quraisy Arab berdagang ke negeri Syam.

Saat itu Rasulullah ﷺ. baru berusia sekitar 9 atau 12 tahun. Ia menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke Suriah ( Syiria).

Jalur yang dilewati kafilah Abu Thalib adalah jalan kafilah Barat yang menyusuri Laut Merah, Madyan, Wadi Al Qurra, Hijir, dan Kota Boshra.

(Bushra atau Bostra) telah lama didirikan Romawi sebagai ibu kota wilayah Hauran, untuk menahan serbuan Badui pedalaman.

Di kota ini, Romawi memusatkan pasukan dan mengumpulkan pajak dari para kafilah. Boshra adalah pusat perdagangan paling ramai sebelum tiba di Syria yang terletak lebih ke Utara.

Ketika tiba di Boshra, mereka melewati rumah ibadah seorang pendeta Nasrani bernama Buhairah. Ia adalah pendeta yang pandai. Di rumah ibadahnya, selalu ada pendeta dan umat Nasrani yang menuntut ilmu kepada Buhairah.

Biasanya, Buhairah tidak pernah menggubris rombongan kafilah Arab Quraisy yang setiap tahun melintas di tempat itu. Namun, kali ini ada yang berubah pada diri Buhairah. Ketika rombongan Quraisy, termasuk Abu Thalib dan Muhammad (Rasulullah ﷺ) singgah di dekat rumah ibadahnya.

Pendeta Buhairah mendapat firasat, kalau ia akan bertemu dengan sang Nabi terakhir, tiba tiba ia melihat rombongan kafilah pedagang Arab, dan melihat pemuda kecil Tampan yang memiliki ciri-ciri sesuai yang digambarkan dalam Al- kitabnya.

Buhairah memerintahkan para pembantunya untuk membuat masakan yang banyak.

Buhairah berbuat begitu karena dari jendela rumah ibadahnya, ia melihat hal yang aneh pada rombongan kafilah Quraisy yang datang kali ini. Ada awan kecil yang bergerak pelan mengikuti ke mana pun kafilah itu pergi. Ada sesuatu atau seorang di dalam rombongan kafilah yang dilindungi awan itu dari terik matahari.

Buhairah bergegas mendatangi kafilah yang tengah beristirahat di bawah pepohonan rindang dan berkata:

"Hai orang-orang Quraisy, sungguh aku telah membuat makanan untuk kalian. Aku ingin kalian semua, anak kecil, orang dewasa, budak, dan orang merdeka, singgah di rumahku"

Salah seorang Quraisy bertanya,

"Demi Lata dan Uzza, hai Buhairah, alangkah istimewanya apa yang engkau perbuat kepada kami hari ini. Padahal, kami sering melewati tempat mu ini. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?"

"Engkau benar," jawab Buhairah,

"dulu aku memang seperti yang engkau katakan. Namun, kalian, semuanya, adalah tamuku kali ini dan aku ingin menjamu kalian. Aku telah membuat makanan yang banyak dan kalian semuanya harus ikut makan."

Dengan senang hati, rombongan Quraisy pun masuk ke rumah Buhairah untuk memenuhi undangannya. Hanya saja, Muhammad (Rasulullah ﷺ) tidak ikut karena ia masih kecil. Ia ditugaskan menjaga Unta-unta dan perbekalan kafilah.

Akan tetapi, segera saja Buhairah merasakan ada sesuatu yang kurang dari rombongan Quraisy itu. Maka, ia kembali mengulangi permintaannya,

"Hai Orang-orang Quraisy, jangan sampai ada yang tidak makan makananku ini."

Salah seorang Quraisy berkata,

"Hai Buhairah, tidak ada seorang pun tertinggal yang layak datang kepadamu, kecuali anak muda Muhammad yang paling kecil di antara kami. Ia berada di tempat perbekalan rombongan."

Buhairah menggeleng-geleng kepala,

"Kalian jangan seperti itu. Panggil dia untuk makan bersama kalian!."

Orang-orang Quraisy merasa malu. Salah seorang dari mereka bahkan berkata,

"Demi Lata dan Uzza, adalah aib dari kami kalau putra Abdullah bin Abdul Muthalib tidak ikut makan bersama kami."

Setelah Muhammad (Rasulullah ﷺ) dipanggil masuk, Buhairah memeluknya dan mendudukkannya bersama rombongan Quraisy yang lain.

Sambil menyaksikan tamu-tamunya makan, Mata Buhairah tertuju kepada Muhammad dengan seksama. Dari hasil pengamatannya itulah, Buhairah mengambil kesimpulan dalam hati, "Anak ini mempunyai sifat-sifat kenabian, inilah orangnya Nabi Akhir Zaman sebagaimana tertulis dalam Al-Kitab."

Jamuan selesai. Sambil mengucapkan terimakasih, rombongan Quraisy pun membubarkan diri menuju tempat perkemahan mereka untuk beristirahat. Namun, Buhairah tidak membiarkan Muhammad (Rasulullah ﷺ) pergi. Diajaknya anak itu untuk duduk dan bicara.

"Hai anak muda," panggil Buhairah,

"dengan menyebut nama Lata dan Uzza, aku akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadamu dan engkau harus menjawabnya."

Wajah Muhammad (Rasulullah ﷺ) nampak berubah dan ia menjawab,

"Jangan bertanya tentang apa pun kepadaku sambil menyebut nama Lata dan Uzza. Demi Allah, tidak ada yang sangat aku benci melainkan keduanya."

Buhairah tersenyum dan mengulangi permintaannya, "Baiklah, kalau begitu aku akan bertanya kepadamu dengan menyebut nama Allah dan engkau harus menjawab pertanyaanku."

Wajah Muhammad (Rasulullah ﷺ) berubah cerah dan ia mengangguk,

"Tanyakan kepadaku apa saja yang ingin engkau tanyakan."

Buhairah menanyakan banyak sekali hal-hal kepada Muhammad (Rasulullah ﷺ). Muhammad (Rasulullah ﷺ) menjawab semua itu dan semua jawaban itu benar-benar sesuai dengan perkiraan Buhairah. Kemudian, Buhairah melihat punggung Muhammad (Rasulullah ﷺ) dan mendapati tanda kenabian di antara kedua bahu Muhammad (Rasulullah ﷺ). Tanda kenabian itu seperti bekas orang berbekam.

Setelah itu, Buhairah mendekati Abu Thalib dan bertanya kepada nya, ''apakah anak muda ini anakmu? ''

''Iya, dia anakku." Jawab Abu Thalib

Buhairah menggeleng.

"Tidak, dia bukan anakmu. Anak muda ini tidak pantas mempunyai ayah yang masih hidup"

Abu Thalib agak tercengang, lalu dia pun mengangguk.

"Kau benar. Dia bukan anakku, dia anak saudaraku"

Buhairah mengangguk-angguk puas lalu bertanya lagi.

"Apa yang dikerjakan ayahnya?"

"Ayahnya telah meninggal dunia ketika dia masih berada dalam kandungan ibunya "

"Engkau benar" kata Buhairah menghela nafas dalam-dalam. Kemudian, sambil berbisik, dia menyampaikan sebuah saran dengan sangat sungguh-sungguh kepada Abu Thalib.

Setelah meneliti sesuai dengan tulisan dalam Al-Kitab, Buhairah berkata Kepada Abu Thalib: setelah besar nanti anak muda yang tampan Ini kelak dikemudian hari akan menjadi penguasa dunia, dia ini adalah Utusan Tuhan semesta alam.

"Sekarang, dengar saranku baik-baik. Bawa anak saudara mu ini ke negeri asalmu sekarang juga! Jaga dia dari orang-orang Yahudi! Dan Romawi. Demi Tuhan, jika mereka melihat padanya seperti apa yang aku lihat, mereka pasti akan membunuhnya. sesungguhnya, akan terjadi sesuatu yang besar pada diri anak saudaramu ini. Karena itu, segera bawa pulang dia ke negeri asalmu!"

Buhairah berkata kepada Abu Thalib, Ketika Anak ini mendekati Aqaba, tidak ada batu atau pohon yang tersisa kecuali jatuh dalam sujud kepadanya, dan mereka tidak bersujud kecuali kepada seorang nabi, dan aku mengenalnya dengan tanda-tanda kenabian yang lebih rendah dari tulang rawan dari bahunya, seperti apel, dan kami menemukannya di dalam buku kami ( Al-Kitab).

Abu Thalib tampak ketakutan dengan peringatan itu. Dia yakin bahwa apa yang dikatakan Buhairah itu benar. Maka dari itu, segera setelah urusan perdagangannya selesai, Abu Thalib segera membawa Muhammad (Rasulullah ﷺ) pulang. Sesulit apa pun beban hidupnya, Abu Thalib tidak pernah lagi pergi berdagang ke tempat jauh demi melindungi keponakannya itu.

Abu Thalib segera melaksanakan apa yang disarankan oleh Buhairah, karena peringatan itu memang beralasan, segera Abu Thalib Membawa pulang Muhammad (Rasulullah ﷺ) ke Makkah.

Setelah Abu Thalib dan Muhammad (Rasulullah ﷺ) meninggalkan rumah Buhairah, datanglah 3 orang ahli kitab bernama Zurair, Daris, dan Tammam kepada Buhairah. Ketiganya menyandang senjata di pinggang. Mereka bertanya kepada Buhairah apakah ia juga melihat seorang anak dengan ciri-ciri seperti ini dan itu.

Buhairah tahu bahwa mereka mencari Muhammad (Rasulullah ﷺ). Rupanya, ketiga orang ini juga telah mendengar tentang Muhammad (Rasulullah ﷺ). Buhairah memandang senjata-senjata yang mereka bawa dengan perasaan ngeri.

Buhairah tahu mereka mencari Muhammad (Rasulullah ﷺ) dengan maksud ingin membunuhnya. Oleh karena itu, Buhairah berusaha memberikan perlindungan kepada Muhammad (Rasulullah ﷺ).

Tidak henti-hentinya Buhairah menasihati ketiga tamunya akan adanya kekuasaan Tuhan yang Maha Penjaga. Diingatkannya bahwa bagaimanapun usaha mereka, mereka tidak akan mampu mendekati Muhammad (Rasulullah ﷺ) untuk membunuhnya.

Akhirnya, ketiganya pun melihat kebenaran dalam perkataan Buhairah. Batallah niat mereka untuk mengejar dan membunuh Muhammad (Rasulullah ﷺ), kemudian berlalulah mereka dari hadapan Buhairah.

ALLAH ﷻ menjaga Muhammad (Rasulullah ﷺ) dari kejahatan dan kotoran-kotoran jahiliyah. ALLAH ﷻ membimbing Muhammad (Rasulullah ﷺ) tumbuh menjadi orang yang paling ksatria, paling baik akhlaknya, paling mulia asal-usulnya, paling baik pergaulannya, paling agung sikap santunnya, paling murni kejujurannya, paling jauh dari keburukan dan akhlak yang mengotori kaum lelaki sehingga semua orang menjulukinya "Al Amin" karena ALLAH ﷻ mengumpulkan sifat-sifat itu pada diri Muhammad (Rasulullah ﷺ).

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَـــا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَـــاتِ

Type and hit Enter to search

Close