Dok/Foto:Pinterest |
Untuk membuktikan atau meyakinkan kebenaran Al Qur'an dan ajaran Islam sebenarnya konsepnya sederhana, salah satunya adalah mengaitkan dengan apa yang menjadi passion atau keahlian kita.
Kalau ini bisa kita lakukan maka pasti disana akan menemukan tentang kebenaran Al Qur'an dan ajaran Islam. Karena memang ajaran Islam dan Al Qur'an di dalamnya itu lengkap banget, super komplit dan up to date.
Nah, karena passion saya ada pada ilmu komunikasi karena pernah studi Ilmu Marketing Communication Advertising maka saya pun sebenarnya penasaran karena ingin membuktikan soal cerita dan ceramah para ustadz bahwa Al Qur'an dan ajaran Islam itu up to date.
Kita mau bertanya tentang apa, pasti dijawab oleh Al - Qur'an. Tentu saja cara menjawabnya tidak seperti kita bicara dengan sesama manusia.
Masa bicara dengan dzat yang Maha Suci caranya sama dengan mahluk yang memiliki keterbatasan, sudah pasti ada caranya sendiri.
Dasar saya menulis tema ini bermula ketika suatu ketika saya secara tidak sengaja membaca quotes di instagram dan membuat saya penasaran sampai akhirnya merenung dan membolak - balik ayat Qur'an secara acak maka jadilah tulisan yang Anda baca sekarang ini.
Quotes tersebut kalimatnya seperti ini "Al - Qur'an itu cara Allah bicara dengan manusia dan Shalat itu cara kita (manusia-red) bicara dengan Allah".
Membaca kalimat ini saya tertegun dan diam sejenak, secara reflek membawa fikiran saya untuk lebih tahu dan mengkaji lebih dalam.
Alasan paling kuat mengapa saya memikirkan kalimat itu adalah karena quotes terkait teori komunikasi yang pernah saya pelajari.
Kalau kalimat itu benar maka memang terbukti bahwa Al Qur'an dan ajaran Islam khususnya shalat adalah konten yang up to date.
Kepentingannya untuk saya adalah untuk meneguhkan keyakinan soal kebenaran Al - Qur'an sebagai kitab suci.
Untuk membuktikan kalimat itu maka saya coba merenung, mengingat - ingat sejumlah ayat yang sering saya dengar dan baca, terutama ayat - ayat khusus terkait hal ini.
Dan saya pun membolak - balik secara acak ayat - ayat yang ada di dalam Al Qur'an, terutama ayat yang berisi kisah dan sejumlah tema yang akrab difikiran saya.
Kita paham bersama bahwa konten Al - Qur'an itu beragam, detail dan paling menarik saya sebagai orang yang pernah belajar komunikasi adalah racikan kalimat di dalam Al Qur'an yang super keren. Nyastra iya, emosional juga iya dan kalimatnya kontekstual.
Ada kalimat Al Qur'an yang nyastra, ada konten yang dikemas melalui kisah atau cerita dan ada konten yang kalau dikaji dalam imu psikologi ternyata kalimat itu mampu membangkitan dan menyehatkan psikis dan semangat kita karena konten dalam ayat tersebut membicarakan reward terlebih dahulu sebelum membicarakan punhisment.
Hal ini membuktikan bahwa Allah itu mengerti betul kebutuhan dan watak dasar manusia yang menyukai penghargaan dan pujian.
Ketika Allah berkomunikasi dengan kita maka Dia mengerti betul psikologi, jiwa dan keinginan serta kecenderungan kita ketika berbicara. Saya ambil contoh misalkan konten cerita yang ada di dalam Al Qur'an.
Kalau kita perhatikan konten cerita di dalam Al Qur'an itu menggunakan beragam jenis kalimat, ada yang menggunkan kalimat deduktif dan ada pula yang memakai kalimat induktif dan induktif bahkan campuran.
Al Qur'an seperti ingin mengatakan bahwa tipikal manusia itu berbeda - beda dan cara menangkap kalimat pun berbeda - beda maka disediakanlah kalimat yang berbeda agar kita tertarik.
Ada yang lebih suka dengan kalimat deduktif artinya pesan utama gagasan utama ditempatkan pada awal kalimat, ada pula pesan utama yang ditempatkan pada akhir parargrap atau cerita dalam sebuah ayat.
Nah, teori - teori dalam penyusunan kalimat ini menjadi basic knowladge bagi seorang penulis. Dan teori ini dipelajari saat kita belajar Bahasa Indonesia termasuk para jurnalis dan penulis cerpen maupun novel.
Bahkan seorang public relation atau humas pun harus mengerti soal ini agar pesannya yang mau disampaikan bisa memantik perhatian publik dan bisa diterima dengan jelas.
Kalau dalam dunia jurnalis sering kita mengenal istilah lead atau headline dan pemahaman teori ini juga penting bagi seorang kreator iklan termasuk kreator video, karena pada hakikatnya dua pekerjaan ini adalah melakukan komunikasi. Dan yang namanya komunikasi pasti ada pesan yang hendak disampaikan.
Kalau dalam dunia periklanan kita mengenal isitilah iklan ngebuzz, headline dan sub headline. Headline adalah pesan utama yang disampaikan dan sub headline adalah konten yang menjelaskan headline tersebut.
Kalau dalam aktivitas creator video disebut dengan opening atau bumper video. Nah Al Qur'an mengajarkan itu semua.
Ketika Allah SWT bicara melalui Al Qur'an pada Surat Yusuf (surat ke-12) Allah awali dengan kalimat deduktif "Alif lam ra, ini adalah ayat - ayat Qur'an yang jelas" (Surat Yusuf Ayat 1).
Baru ayat - ayat berikutnya diceritakan secara detail tentang kisah Nabi Yusuf. Pada ayat lain Allah SWT memulainya dengan menunjukan sebuah peristiwa yang artinya itu metode induktif.
Jadi, dari sisi komunikasi melalui gaya bercerita saja sudah kontekstual dengan teori psikologi yang mengatakan bahwa kecenderungan atau pada hakikatnya manusia itu suka dengan cerita, itulah mengapa film itu cepat ditangkap dan disukai banyak orang karena di dalamnya ada pesan yang disampaikan melalui cerita.
Dan Al Qur'an melakukan itu beberapa abad lamanya sebelum para penulis naskah film bicara soal ini.
Bagi para orator, politisi ataupun seorang praktisi public relation pun harus memiliki kemampuan menyampaikan pesan dengan bercerita.
Bahkan para ustadz dan juru dakwah pun akan lebih banyak diterima ketika memiliki kemampuan bertutur kata dan menyampaikan pesan dakwah dengan cerita karena hakikatnya manusia suka dengan cerita.
Itu baru kajian dari sisi bahasa dan literasi, saya yakin Anda yang punya kemamampuan sastra ketika mengkaji kalimat demi kalimat maka akan menemukan dalam ayat Qur'an yang nyastra.
Lalu kita juga bisa meyakinkan diri kalau Al Qur'an memang cara Allah berbicara dengan kita.
Coba Anda punya masalah apa? Pasti ada jawabannya di Al Qur'an. Masalahnya adalah kemalasan kita untuk mengkaji konten Qur'an sesuai dengan skill yang kita miliki.
Anda yang ahli finansial bukankah di Al Quran juga banyak ayat yang membicarakan soal finansial, mulai dari utang piutang, akuntansi, riba, perbankan, finansial planning dan lainnya soal keuangan. Coba Anda baca Al Baqarah ayat 282, itu ayat filosofis bagi seorang akuntan.
Melalui Al Qur'an Allah juga bicara soal kekuasaan, ekonomi, bisnis, pendidikan dan sosial serta masalah lainnya.
Dan dalam perspesktif komunikasi cara Allah menyusun kalimat untuk berbicara itu luar biasa karena memenuhi semua unsur yang dibutuhkan manusia dengan beragam karakter.
Lalu sekarang urusan shalat yang dikatakan dalam quotes adalah cara kita berkomunikasi dengan Allah SWT. Jadi, kalau Al Qur'an Allah yang bicara sedangkan shalat kita yang bicara dengan Allah.
Coba kita kaji sendiri apa isi dalam shalat, dalam shalat isinya do'a, permohonan, permintaan, keluh kesah terhadap persoalan yang kita hadapi termasuk kehawatiran.
Belum lagi kita kaji dalam gerakan shalat yang menurut saya relefan dengan kata - kata yang saya sebutkan di atas bahwa shalat itu cara kita bicara dengan Allah SWT.
Ketika kita sujud secara fisik, artinya memang kita dalam posisi tidak berdaya, tunduk dan lemah. Karena memang banyak persoalan yang kita hadapi dan tidak mampu kita pecahkan dengan mengandalkan akal, maka shalat menjadi media kita untuk komunikasi dengan Allah SWT untuk curhat, memohon dicarikan jalan keluarnya.
Mungkin ini salah satu hikmahnya mengapa shalat itu perintah yang datangnya dari Allah SWT langsung kepada Nabi Muhammad SAW, tanpa perantara Malaikat Jibril seperti syariat lainnya.
Seolah - olah Alllah ingin mengatakan kepada kita bahwa shalat adalah media komunikasi manusia dengan dirinya maka harus langsung.
Jadi Allah SWT telah membangun sistem dalam bentuk track komunikasi antara dirinya dengan manusia. Track komunikasi menjadi hal penting agar terjadi hubungan yang baik dan tidak ada salah paham.
Karena Allah mengerti kecenderungan manusia yang pelupa dan lalai.Ketika kita diuji dengan kekuasaan dan kita ingin menanyakan bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap ketika berkuasa?
Allah pun jawab melalui Al Qur'an, ada cerita soal Nabi Sulaiman, dimana dia adalah raja, kaya raya dan memiliki jumlah pasukan yang super kuat.
Ketika Anda menjadi pengusaha lalu bertanya bagaimana menjaga dan merawat pelanggan, membuat menyusun strategi komunikasi pemasaran, membuat konten iklan, membangun branding maka Allah pun jawab dengan ayat- ayat Al Qur'an.
Ada ayat yang bicara soal dilarangnya mengurangi timbangan, tidak dibolehkannya menawar barang yang sedang ditawar orang lain, menjaga kepercayaan, bukankah itu adalah konsep dasar dalam dunia bisnis?
Dan masih banyak lagi soal komunikasi dua arah antara manusia dengan Allah atau sang khaliq. Jadi, kesimpulannya adalah Allah telah membuat jalur komunikasi dua arah yang sistematis dilengkapi dengan petunjuknya.
Al - Qur'an menjadi handbook bagi seorang Muslim agar selamat untuk menuju perjalanan yang abadi, yaitu akhirat. Sistem komunikasi ini menjadi panduan bagi mereka yang menginginkan keselamatan dan tidak salah paham soal kehidupan dan akhirat. Wallahu'alam.
Karnoto
Pernah studi Ilmu Marketing Communication Advertising di Univ.Mercu Buana Jakarta
Eks.Jurnalis Majalah Warta Ekonomi Jakarta
Eks.Jurnalis Radar Banten (Jawa Pos Group)
Founder ANABerita.Com
Founder Maharti Networking
Social Footer